Jumat, 22 Januari 2016

 Surat untuk Guruku Tersayang

Assalamu'alaikum..
wahai bapak ibu guru ku yang tersayang.. semoga Allah tetap mencurahkan kasih sayang dan cintanya untuk kalian, sebagaimana ibu dan bapak mencurahkan kasih sayang dengan kami. Para pencari ilmu yang ingin tau. :)

Bu guru, boleh saya bercerita sedikit?
Kami senang jika penjelasan dari ibu kami pahami, kalau sudah begitu nilai kami pasti tinggi. namun, apabila sebagian dari kami tidak paham, dan mendapat nilai rendah tidak bisakah ibu memberi kami penjelasan dan motivasi? bu guru pasti tau, tingkat pemahaman orang itu berbeda-beda. namun mohon jangan bedakan kami. kami tetaplah sama-sama seorang yang ingin belajar. semangat kami juga bisa runtuh sendiri karena nilai yang kami dapatkan. Mendapat motivasi dari ibu bagai oase di gurun..

Bu guru, dan Pak guru saya punya harapan..
jumlah guru memang banyak. namun terkadang tidak sesuai dengan ilmu yang kami dapatkan. Maaf, ada guru yang hanya memberikan tugas, tugas, dan tugas. namun kami juga tidak mengerti apa yang kami kerjakan. kami yakin bapak dan pak guru seperti itu karena ingin mengajari kami. Tapi jadilah pendidik, bukan hanya "tenaga kerja" pengajar.

Kami selalu berterimakasih atas kehadiran ibu dan bapak guru di kehidupan kami.. ^_^


Kami memang hanyalah seorang murid, tapi bukan berarti kami tidak memiliki masalah yang sulit.
Tidak sedikit dari kami terabaikan orangtua sendiri. Perhatian tidak kami dapatkan di rumah. Namun, kehadiran bu guru kadang menjadi pengganti bagaimana perhatian ibu kami. terimakasih banyak untuk itu bu guru.

Jika kami salah, tidak jarang memarahi kami. Sebagaimana tegasnya ayah kami di rumah. hingga kami dewasa, suksesnya kami tidak lepas dari hebatnya bapak dan ibu guru mendidik kami..

Berjuta terimakasih untuk itu semua wahai bapak dan ibu guru... ^_^

Kamis, 21 Januari 2016

BISMILLAAHIRRAHMAANI­RRAHIIM 
Kita semua telah mendengar bahwa lidah buaya punya banyak manfaat yang menakjubkan.Namun kebanyakan dari kita baru menggunakan lidah buaya untuk kebutuhan topikal saja diantaranya untuk rambut, kulit, jerawat.

Padahal khasiat lidah buaya tidak hanya untuk hal-hal bagian luar tubuh anda, tapi juga punya khasiat luar biasa untuk bagian dalam tubuh anda.

Pernah Buat Jus Lidah Buaya? Ini yang Terjadi Pada Tubuh Anda Jika meminumnya..

Pernahkah anda membuat jus lidah buaya?

Jika dilihat sekilas bentuk lidah buaya memang seperti tumbuhan yang agak 'menakutkan' untuk kita konsumsi, bahkan terkesan kotor. Tapi dengan besarnya manfaat yang terkandung untuk kesehatan tubuh, lupakan tentang bentuk dan warnanya, cobalah sesekali mencoba jus lidah buaya.

Selama lebih dari 6000 tahun lidah buaya telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan. Orang Mesir menyebutnya "tanaman keabadian" karena ribuan khasiat yang terkandung di dalamnya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam "Journal of Science dan Kesehatan Lingkungan" mencatat bahwa lidah buaya mengandung sifat anti-bakteri, anti-virus dan anti-jamur yang membantu sistem kekebalan tubuh untuk membersihkan tubuh dari racun dan patogen.

Jus lidah buaya mengandung hampir 70 kandungan nutrisi yang meliputi:

MINERAL
Hampir 20 mineral yang ditemukan dalam lidah buaya diantaranya: kalsium, magnesium, seng, kromium, selenium, natrium, besi, kalium, tembaga dan mangan. Mineral ini bertindak bersama-sama untuk meningkatkan jalur metabolisme enzim. Mineral seperti seng berfungsi sebagai antioksidan dalam sel-sel tubuh Anda dan meningkatkan aktivitas enzim yang menjamin detoksifikasi limbah metabolisme.

ENZIM
Lidah buaya mengandung enzim seperti amilase dan lipase, yang jika kita konsumsi dapat membantu pencernaan dengan memecah lemak dan gula. Lidah buaya mengandung satu enzim bernama Bradykinase, membantu mengurangi peradangan yang berlebihan.

ASAM AMINO
Jus lidah buaya memiliki 20 dari 22 asam amino yang diperlukan oleh tubuh manusia. Lidah buaya juga mengandung asam salisilat yang sanggup memerangi radang dan bakteri (seperti yang Anda tahu aspirin dibuat dengan bahan dasar asam salisilat).

VITAMIN
Lidah buaya adalah salah satu dari beberapa tanaman yang mengandung vitamin B12 yang diperlukan untuk produksi sel darah merah. Lidah buaya mengandung lebih banyak vitamin diantaranya A, C, E, asam folat, kolin, B1, B2, B3 (niasin) dan B6. Vitamin A, C dan E yang terkandung dalam lidah buaya dapat melawan radikal bebas dalam tubuh. Kolin dan kelompok vitamin B di dalamnya juga sangat diperlukan untuk metabolisme asam amino.

POLISAKARIDA
Aloe polisakarida mucilaginous (AMP) adalah rantai panjang molekul gula yang terdiri dari mannose individu dan molekul gula glukosa yang saling terhubung. Sekitar 200 dari bahan-bahan AMP ini ditemukan dalam lidah buaya. Inilah "obat penyembuh" luar biasa yang terkandung dalam lidah buaya. Nutrisi ini melakukan banyak fungsi penting dalam tubuh Anda. Bertindak sebagai anti-peradangan; memiliki efek anti-bakteri dan anti-virus; meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh serta merangsang pertumbuhan jaringan dan meningkatkan metabolisme sel.

Manfaat Jus Lidah Buaya: Mendetoksifikasi Tubuh Anda Secara alami

Aloe Vera atau lidah buaya juga merupakan salah satu pembersih tubuh terbaik. Berfungsi aktif membersihkan materi beracun dari perut, ginjal, limpa, kandung kemih, hati, dan pembersih usus besar yang paling efektif. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa jus lidah buaya berperan menyembuhkan dan menghilangkan gangguan pencernaan, masalah perut dan bahkan bisul. Minum jus lidah buaya akan membantu tubuh Anda mengurangi peradangan pada jaringan tubuh yang sering menyebabkan nyeri sendi dan bahkan arthritis. Lidah buaya memperkuat saluran pencernaan, mengancangkan kulit dan memiliki efek yang besar pada kesehatan secara keseluruhan. Disarankan untuk minum segelas jus lidah buaya setidaknya satu kali sehari. Jus lidah buaya membantu menyingkirkan zat-zat kimia dalam tubuh, yang berarti tubuh anda dapat terdetoksifikasi secara alami.

Jika Anda meminum jus lidah buaya maka:

1. Alkalisasi Tubuh
Alkalisasi adalah suatu proses menjaga keasaman tubuh manusia, makanan yang kita konsumsi memiliki kandungan asam. Idealnya konsumsi makanan yang mengandung asam ini 20 % untuk makanan yang memiliki kadar asam dan 80% untuk makanan umum yang tidak memiliki kadar asam.

Jus lidah buaya merupakan salah satu makanan yang bersifat alkali. Konsumsi jus lidah buaya dapat membantu alkalisasi tubuh kita atau menyeimbangkan keasaman makanan yang kita konsumsi.

2. Sistem imun tubuh
Jus lidah buaya juga mengandung banyak antioksidan yang dapat melawan radikal bebas yang terdapat dalam tubuh manusia. Radikal bebas adalah senyawa yang tidak stabil yang merupakan efek samping dari metabolisme dan berkontribusi dalam proses penuaan serta menyebabkan berbagai penyakit berbahaya. Ketika kita meminum jus lidah buaya secara teratur, tubuh akan memiliki antioksidan yang dibutuhkan untuk melawan radikal bebas dan meningkatkan sistem kekebalan kita agar lebih tahan terhadap penyakit.

3. Tubuh akan terdetoksifikasi
Jus lidah buaya dapat menjadi pilihan yang alami untuk proses detoksifikasi atau mengeluarkan racun dalam tubuh manusia. Meningkatnya cara hidup tidak sehat seperti merokok, junk food, stress, dan polusi membuat kita membutuhkan ‘pembersihan’ berbagai racun yang terdapat dalam tubuh. Jus lidah buaya adalah cara yang ideal untuk melakukan hal ini karena mengandung banyak unsur vitamin dan mineral yang dapat membantu tubuh mengatasi stres dan ketegangan sehari-hari dan meminimalisir racun dalam tubuh.

4. Mengurangi berat badan
Apa hubungannya lidah buaya dengan berat badan ? konsumsi jus lidah buaya akan membantu tubuh secara alami untuk membersihkan sistem pencernaan. Pola makan yang tidak sehat yang dapat menyebabkan kelainan dalam sistem pencernaan akan dinetralisir oleh jus lidah buaya ini. Pencernaan yang sempurna akan membantu anda menjaga keseimbangan konsumsi dan kelancaran proses buang air besar, selain itu lidah buaya juga dapat mengenyangkan.

5. Kesehatan Kardiovaskular
Kesehatan Kardiovaskular tidak terlepas dari masalah jantung dan peredaran darah dalam tubuh. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ketika dokter menyuntikkan ekstrak lidah buaya ke dalam darah, secara drastis ia meningkatkan kemampuan difusi sel darah merah serta transportasi oksigen. Lidah buaya memiliki nutrisi yang dapat mengatur tekanan darah, meningkatkan oksidasi darah dan sirkulasi agar lancar, menurunkan kolesterol dan membuat darah lebih encer.

6. Sumber asam amino
Tubuh kita membutuhkan 20 asam amino yang berbeda untuk membangun protein dan tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan 8 dari asam amino ini secara mandiri. Karena jus lidah buaya mengandung 7 dari asam amino esensial dan 19 asam amino total, ia mampu dengan mudah memenuhi kebutuhan asam amino sehari-hari tubuh kita.

7. Melawan Peradangan
Jus lidah buaya memiliki 12 zat yang berbeda yang dapat mengurangi dan mencegah peradangan, dan keseluruhan dari zat tersebut tanpa risiko atau efek samping. Lidah buaya bahkan dapat membantu untuk masalah bengkak, kaku atau nyeri sendi.

8. Membantu sistem pencernaan
Sistem pencernaan yang sehat diperlukan untuk memastikan bahwa kita mampu menyerap semua nutrisi yang dimasukkan melalui makanan yang kita konsumsi. Selain kemampuan detoksifikasi alami, jus lidah buaya dapat meningkatkan penyerapan protein dan meningkatkan keteraturan fungsi usus. Lidah buaya juga dapat mengurangi jumlah ragi ramah dan bakteri yang ditemukan dalam usus kita. Ia juga dapat mengurangi masalah pencernaan seperti mulas.

9. Sumber vitamin dan mineral
Setiap hari tubuh kita membutuhkan beberapa vitamin dan mineral. Jus lidah buaya mengandung banyak kandungan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Berikut adalah daftarnya :

Vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E
Niasin, asam folat, kromium, magnesium, mangan, seng, tembaga, potasium, zat besi, sodium, kalsium dan lain-lain.

10. Membantu penderita diabetes
Diabetes merupakan salah satu penyakit berbahaya yang sangat ini marak terjadi karena pola hidup yang tidak sehat. Manfaat lidah buaya diantaranya dapat membantu penderita diabetes. Jus lidah buaya ini dapat membantu mengatur gula darah di dalam tubuh. Ada studi yang telah dilakukan dan menunjukkan perbaikan kadar glukosa ketika pasien diabetes meminum jus lidah buaya.

Mengapa demikian ? setidaknya dalam lidah buaya terdapat 3 senyawa ini :
-Lektin
-Mannans
-Anthraquinones

Jadi, masih mau mengabaikan lidah buaya hanya sebagai tanaman hias? minum jus lidah buaya hari ini juga.

sumber: livingtraditionally.com, manfaat.co.id

BISMILLAAHIRRAHMAANI­RRAHIIM heart emoticon
Kita semua telah mendengar bahwa lidah buaya punya banyak manfaat yang menakjubkan.Namun kebanyakan dari kita baru menggunakan lidah buaya untuk kebutuhan topikal saja diantaranya untuk rambut, kulit, jerawat.

Padahal khasiat lidah buaya tidak hanya untuk hal-hal bagian luar tubuh anda, tapi juga punya khasiat luar biasa untuk bagian dalam tubuh anda.

Pernah Buat Jus Lidah Buaya? Ini yang Terjadi Pada Tubuh Anda Jika meminumnya..

Pernahkah anda membuat jus lidah buaya?

Jika dilihat sekilas bentuk lidah buaya memang seperti tumbuhan yang agak 'menakutkan' untuk kita konsumsi, bahkan terkesan kotor. Tapi dengan besarnya manfaat yang terkandung untuk kesehatan tubuh, lupakan tentang bentuk dan warnanya, cobalah sesekali mencoba jus lidah buaya.

Selama lebih dari 6000 tahun lidah buaya telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan. Orang Mesir menyebutnya "tanaman keabadian" karena ribuan khasiat yang terkandung di dalamnya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam "Journal of Science dan Kesehatan Lingkungan" mencatat bahwa lidah buaya mengandung sifat anti-bakteri, anti-virus dan anti-jamur yang membantu sistem kekebalan tubuh untuk membersihkan tubuh dari racun dan patogen.

Jus lidah buaya mengandung hampir 70 kandungan nutrisi yang meliputi:

MINERAL
Hampir 20 mineral yang ditemukan dalam lidah buaya diantaranya: kalsium, magnesium, seng, kromium, selenium, natrium, besi, kalium, tembaga dan mangan. Mineral ini bertindak bersama-sama untuk meningkatkan jalur metabolisme enzim. Mineral seperti seng berfungsi sebagai antioksidan dalam sel-sel tubuh Anda dan meningkatkan aktivitas enzim yang menjamin detoksifikasi limbah metabolisme.

ENZIM
Lidah buaya mengandung enzim seperti amilase dan lipase, yang jika kita konsumsi dapat membantu pencernaan dengan memecah lemak dan gula. Lidah buaya mengandung satu enzim bernama Bradykinase, membantu mengurangi peradangan yang berlebihan.

ASAM AMINO
Jus lidah buaya memiliki 20 dari 22 asam amino yang diperlukan oleh tubuh manusia. Lidah buaya juga mengandung asam salisilat yang sanggup memerangi radang dan bakteri (seperti yang Anda tahu aspirin dibuat dengan bahan dasar asam salisilat).

VITAMIN
Lidah buaya adalah salah satu dari beberapa tanaman yang mengandung vitamin B12 yang diperlukan untuk produksi sel darah merah. Lidah buaya mengandung lebih banyak vitamin diantaranya A, C, E, asam folat, kolin, B1, B2, B3 (niasin) dan B6. Vitamin A, C dan E yang terkandung dalam lidah buaya dapat melawan radikal bebas dalam tubuh. Kolin dan kelompok vitamin B di dalamnya juga sangat diperlukan untuk metabolisme asam amino.

POLISAKARIDA
Aloe polisakarida mucilaginous (AMP) adalah rantai panjang molekul gula yang terdiri dari mannose individu dan molekul gula glukosa yang saling terhubung. Sekitar 200 dari bahan-bahan AMP ini ditemukan dalam lidah buaya. Inilah "obat penyembuh" luar biasa yang terkandung dalam lidah buaya. Nutrisi ini melakukan banyak fungsi penting dalam tubuh Anda. Bertindak sebagai anti-peradangan; memiliki efek anti-bakteri dan anti-virus; meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh serta merangsang pertumbuhan jaringan dan meningkatkan metabolisme sel.

Manfaat Jus Lidah Buaya: Mendetoksifikasi Tubuh Anda Secara alami

Aloe Vera atau lidah buaya juga merupakan salah satu pembersih tubuh terbaik. Berfungsi aktif membersihkan materi beracun dari perut, ginjal, limpa, kandung kemih, hati, dan pembersih usus besar yang paling efektif. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa jus lidah buaya berperan menyembuhkan dan menghilangkan gangguan pencernaan, masalah perut dan bahkan bisul. Minum jus lidah buaya akan membantu tubuh Anda mengurangi peradangan pada jaringan tubuh yang sering menyebabkan nyeri sendi dan bahkan arthritis. Lidah buaya memperkuat saluran pencernaan, mengancangkan kulit dan memiliki efek yang besar pada kesehatan secara keseluruhan. Disarankan untuk minum segelas jus lidah buaya setidaknya satu kali sehari. Jus lidah buaya membantu menyingkirkan zat-zat kimia dalam tubuh, yang berarti tubuh anda dapat terdetoksifikasi secara alami.

Jika Anda meminum jus lidah buaya maka:

1. Alkalisasi Tubuh
Alkalisasi adalah suatu proses menjaga keasaman tubuh manusia, makanan yang kita konsumsi memiliki kandungan asam. Idealnya konsumsi makanan yang mengandung asam ini 20 % untuk makanan yang memiliki kadar asam dan 80% untuk makanan umum yang tidak memiliki kadar asam.

Jus lidah buaya merupakan salah satu makanan yang bersifat alkali. Konsumsi jus lidah buaya dapat membantu alkalisasi tubuh kita atau menyeimbangkan keasaman makanan yang kita konsumsi.

2. Sistem imun tubuh
Jus lidah buaya juga mengandung banyak antioksidan yang dapat melawan radikal bebas yang terdapat dalam tubuh manusia. Radikal bebas adalah senyawa yang tidak stabil yang merupakan efek samping dari metabolisme dan berkontribusi dalam proses penuaan serta menyebabkan berbagai penyakit berbahaya. Ketika kita meminum jus lidah buaya secara teratur, tubuh akan memiliki antioksidan yang dibutuhkan untuk melawan radikal bebas dan meningkatkan sistem kekebalan kita agar lebih tahan terhadap penyakit.

3. Tubuh akan terdetoksifikasi
Jus lidah buaya dapat menjadi pilihan yang alami untuk proses detoksifikasi atau mengeluarkan racun dalam tubuh manusia. Meningkatnya cara hidup tidak sehat seperti merokok, junk food, stress, dan polusi membuat kita membutuhkan ‘pembersihan’ berbagai racun yang terdapat dalam tubuh. Jus lidah buaya adalah cara yang ideal untuk melakukan hal ini karena mengandung banyak unsur vitamin dan mineral yang dapat membantu tubuh mengatasi stres dan ketegangan sehari-hari dan meminimalisir racun dalam tubuh.

4. Mengurangi berat badan
Apa hubungannya lidah buaya dengan berat badan ? konsumsi jus lidah buaya akan membantu tubuh secara alami untuk membersihkan sistem pencernaan. Pola makan yang tidak sehat yang dapat menyebabkan kelainan dalam sistem pencernaan akan dinetralisir oleh jus lidah buaya ini. Pencernaan yang sempurna akan membantu anda menjaga keseimbangan konsumsi dan kelancaran proses buang air besar, selain itu lidah buaya juga dapat mengenyangkan.

5. Kesehatan Kardiovaskular
Kesehatan Kardiovaskular tidak terlepas dari masalah jantung dan peredaran darah dalam tubuh. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ketika dokter menyuntikkan ekstrak lidah buaya ke dalam darah, secara drastis ia meningkatkan kemampuan difusi sel darah merah serta transportasi oksigen. Lidah buaya memiliki nutrisi yang dapat mengatur tekanan darah, meningkatkan oksidasi darah dan sirkulasi agar lancar, menurunkan kolesterol dan membuat darah lebih encer.

6. Sumber asam amino
Tubuh kita membutuhkan 20 asam amino yang berbeda untuk membangun protein dan tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan 8 dari asam amino ini secara mandiri. Karena jus lidah buaya mengandung 7 dari asam amino esensial dan 19 asam amino total, ia mampu dengan mudah memenuhi kebutuhan asam amino sehari-hari tubuh kita.

7. Melawan Peradangan
Jus lidah buaya memiliki 12 zat yang berbeda yang dapat mengurangi dan mencegah peradangan, dan keseluruhan dari zat tersebut tanpa risiko atau efek samping. Lidah buaya bahkan dapat membantu untuk masalah bengkak, kaku atau nyeri sendi.

8. Membantu sistem pencernaan
Sistem pencernaan yang sehat diperlukan untuk memastikan bahwa kita mampu menyerap semua nutrisi yang dimasukkan melalui makanan yang kita konsumsi. Selain kemampuan detoksifikasi alami, jus lidah buaya dapat meningkatkan penyerapan protein dan meningkatkan keteraturan fungsi usus. Lidah buaya juga dapat mengurangi jumlah ragi ramah dan bakteri yang ditemukan dalam usus kita. Ia juga dapat mengurangi masalah pencernaan seperti mulas.

9. Sumber vitamin dan mineral
Setiap hari tubuh kita membutuhkan beberapa vitamin dan mineral. Jus lidah buaya mengandung banyak kandungan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Berikut adalah daftarnya :

Vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, vitamin E
Niasin, asam folat, kromium, magnesium, mangan, seng, tembaga, potasium, zat besi, sodium, kalsium dan lain-lain.

10. Membantu penderita diabetes
Diabetes merupakan salah satu penyakit berbahaya yang sangat ini marak terjadi karena pola hidup yang tidak sehat. Manfaat lidah buaya diantaranya dapat membantu penderita diabetes. Jus lidah buaya ini dapat membantu mengatur gula darah di dalam tubuh. Ada studi yang telah dilakukan dan menunjukkan perbaikan kadar glukosa ketika pasien diabetes meminum jus lidah buaya.

Mengapa demikian ? setidaknya dalam lidah buaya terdapat 3 senyawa ini :
-Lektin
-Mannans
-Anthraquinones

Jadi, masih mau mengabaikan lidah buaya hanya sebagai tanaman hias? minum jus lidah buaya hari ini juga.

sumber: livingtraditionally.com, manfaat.co.id

 BISMILLAAHIRRAHMAANI­RRAHIIM 
Manfaat Bunga Melati Putih untuk
Kesehatan.Melati. (Jasminum sambac, Ait.) merupakan bunga yang terkenal karena baunya yang harum.Di Indonesia, pohon bunga melati sering dijumpai di pekarangan rumah atau sebagai pembatas pagar.Bunga melati memiliki banyak manfaat dan sudah digunakan untuk berbagai keperluan sejak zaman dahulu. Baunya yang wangi menjadikan melati sebagai bunga yang wajib untuk hajatan dan ritual-ritual tertentu.Dari yang berbau
adat, agamis,hingga mistis.Advertisement.
Namun hanya sebagian orang saja yang
mengetahui manfaat bunga melati
untuk kesehatan dan pengobatan
tradisional.Padahal, nenek moyang kita sudah menggunakan khasiat dari bunga melati ini untuk obat tradisional. Diantaranya menghentikan keluarnya ASI berlebihan, obat sakit mata,sakit kepala, demam dan sesak nafas.
Khasiat bunga melati sebagai obat tak lepas dari kandungan senyawa yang ada di dalamnya. Kandungan kimia yang ada tersebut antara lain indol, benzyl, dan livalylacetaat.
Bagian yang digunakan untuk pengobatan adalah daun, akar dan bunganya.

Berikut ini cara pengobatan tradisional menggunakan bunga
melati: Bunga Melati Putih
1. Sesak Nafas
Rebuslah 20 lembar daun melati dan
garam secukupnya dengan menggunakan 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas. Setelah dingin, air rebusan daun melati tersebut
disaring. Minum airnya dua kali sehari tiap pagi dan sore.

2. Demam dan Sakit Kepala
Jika Anda atau keluarga Anda ada
yang mengalami demam,jangan panik. Ambillah segenggam daun melati dan 10 kuntum bunga melati,kemudian diremas-remas dengan tangan. Setelah layu dan agak hancur, rendam dalam air. Air
rendaman ini digunakan untuk mengompres dahi.
Cara ini juga bisa dilakukan untuk mengobati sakit kepala ringan.

3. Disengat Lebah atau Serangga Lain
Jika Anda tiba-tiba disengat lebah, ambillah satu genggam bunga melati, kemudian diremas-remas sampai halus. Tempelkan bunga melati yang sudah diremas tersebut ke bagian tubuh yang digigit serangga atau disengat lebah.

4. Sakit Mata
Anda pernah mengalami sakit mata,
seperti mata merah karena iritasi
ataupun belekan? Sebenarnya kondisi tersebut bisa diatasi dengan daun melati. Caranya, ambil satu genggam daun melati, kemudian dipipis halus. Tempelkan pada dahi diatas mata, kalau kering ganti
dengan ramuan baru.

5. Menghentikan ASI Berlebihan
Terkadang, ada ibu menyusui yang
ASI-nya keluar terlalu banyak.
Bahkan saat sang bayi tidak menyusu pun ASI tetap keluar. Hal ini tentu cukup merepotkan, namun bisa diatasi dengan ramuan bunga melati.
Caranya, satu genggam daun melati dipipis halus, kemudian ditempelkan pada sekitar buah dada. Lakukan setiap pagi sebelum
mandi.

Bunga melati mempunyai banyak nama dan sebutan.Orang sunda menyebutnya malati, orang jawa menyebutnya melur. Di madura,orang menyebut melati dengan malate dan orang Bali menyebutnya menuh.Sementara orang luar,seperti di Inggris,merek menyebutnya Jasmine,orang arab menyebutnya Yasmin

Seorang guru akan selamanya menjadi guru, meskipun Anda telah melupakan ilmu yang Anda pelajari dari mereka. Bahkan meskipun Anda telah melupakan wajah mereka.

Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tapi guru yang bermutu dapat melahirkan ribuan orang-orang hebat

Jika Anda bisa membaca ini, maka berterima kasihlah kepada guru

Setiap keberhasilan yang Anda raih, bermula dari jutaan tetes keringat dari guru-guru Anda dalam memberikan Anda pelajaran terbaik. Dan mengupayakan agar Anda memahami pelajaran tadi

Jika didunia ini tidak ada seorang guru. Maka kita tetap akan menjadi pribadi yang cerdas, tapi hanya secerdas manusia priminitif.

Guru adalah pahlawan, dan tanda-tanda kepahlawanannya terukir pada keberhasilan semua orang-orang besar yang Anda kenal.

Jadikanlah guru-guru Anda sebagai orang terhormat. Sehingga guru-guru terbaik datang kepada Anda, dan ilmu-ilmu terbaik datang kepada Anda.

Bukan harta yang harus kita berikan untuk menghormati guru, bukan  benda yang harus kita berikan untuk membuat senang hati guru. Tapi sikap kita dan penghormatan kita kepadanya yang bisa membuatnya senang

Guru yang mendidik anak dengan baik lebih dihormati daripada oran tua, karena ini akan memberi kita arti hidup.

Guru seperti lilin, yang menghabiskan dirinya sendiri untuk mencerahkan kehidupan orang lain

Seorang guru mempengaruhi keabadian, ia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya akan berhenti

Guru sejati membela murid melawan pengaruh pribadi diri sendiri. Dia menginspirasi kepercayaan diri. Ia menuntun mata mereka dari dirinya sendiri dengan semangat.
Seorang guru akan selamanya menjadi guru, meskipun Anda telah melupakan ilmu yang Anda pelajari dari mereka. Bahkan meskipun Anda telah melupakan wajah mereka.

Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tapi guru yang bermutu dapat melahirkan ribuan orang-orang hebat

Jika Anda bisa membaca ini, maka berterima kasihlah kepada guru

Setiap keberhasilan yang Anda raih, bermula dari jutaan tetes keringat dari guru-guru Anda dalam memberikan Anda pelajaran terbaik. Dan mengupayakan agar Anda memahami pelajaran tadi

Jika didunia ini tidak ada seorang guru. Maka kita tetap akan menjadi pribadi yang cerdas, tapi hanya secerdas manusia priminitif.

Guru adalah pahlawan, dan tanda-tanda kepahlawanannya terukir pada keberhasilan semua orang-orang besar yang Anda kenal.

Jadikanlah guru-guru Anda sebagai orang terhormat. Sehingga guru-guru terbaik datang kepada Anda, dan ilmu-ilmu terbaik datang kepada Anda.

Bukan harta yang harus kita berikan untuk menghormati guru, bukan  benda yang harus kita berikan untuk membuat senang hati guru. Tapi sikap kita dan penghormatan kita kepadanya yang bisa membuatnya senang

Guru yang mendidik anak dengan baik lebih dihormati daripada oran tua, karena ini akan memberi kita arti hidup.

Guru seperti lilin, yang menghabiskan dirinya sendiri untuk mencerahkan kehidupan orang lain

Seorang guru mempengaruhi keabadian, ia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya akan berhenti

Guru sejati membela murid melawan pengaruh pribadi diri sendiri. Dia menginspirasi kepercayaan diri. Ia menuntun mata mereka dari dirinya sendiri dengan semangat.

Istana Pasir

Pagi mulai beranjak siang saat Pak Tua kedatangan anaknya dari kota. Di
tangan kirinya masih tersampir jala yang sedang diperbaiki. Tangan kanannya masih sibuk menelisik jelujur benang nylon, menyusuri sisi-sisi yang koyak dari jala miliknya. Sinar matahari pantai yang datang sedikit terhalang lelaki yang tegak berdiri. Wajah Pak Tua itu pun menengadah, memandang sorot lelah dari kedua mata anaknya."Ada apa?" tanyanya pelan.
"Hidupku suram, Ayah." Mata si anak nanar. "Usahaku baru saja gagal, dan keluargaku tak lagi membuatku bahagia." Sang Ayah mengerti situasi semacam ini. Segera diletakkannya jala dan kelosan benang. "Bagaimana kalau kita berjalan-jalan di pantai? Sang Ayah berusaha tersenyum, "Sudahlah, matahari pantai pasti akan membuatmu cerah." Lelaki itu menurut. Wajahnya menoleh ke samping saat sang Ayah menepuk-nepuk punggung. Ia juga berusaha tersenyum.
Pantai mulai ramai saat mereka mulai berjalan. Anak-anak bermain dengan sekop dan ember, membentuk istana-istana pasir dengan tangan mereka. Wajah-wajah yang ceria, membuat mereka tampak lebih lucu. Di sebelah kanan, ada pekik gembira dari anak lainnya yang berkejaran menantang ombak. Mereka meloncat-loncat berusaha menghindari buih yang datang dengan tiba-tiba. Kaki-kaki kecil itu membentuk tapak-tapak yang berbaris di atas pasir pantai. Matahari yang mulai terik tak lagi di hiraukan. Anak-anak itu tetap larut dengan kebahagiaan masa kecil yang hadir seakan tak akan berakhir.
Pasangan ayah dan anak itupun memperhatikan semuanya. Mata mereka tak lepas dari pemandangan yang ada disana. Namun, sang anak tetap hadir dengan tatapan yang kosong. Sang Ayah paham, ia lalu membuka suara "Ingatkah kamu saat masih kecil dulu? Pertanyaan itu dijawab pelan, "Ya Ayah. Kenapa?" Tangan Ayah mengajak mereka menuju sebuah pohon nyiur. Kemudian, duduklah mereka diatas sebuah pelepah kering yang ada disana. "Ya, tentu kamu masih ingat. Seperti anak-anak itulah kamu saat itu. Riang, gembira, dan bahagia. Tak peduli kulitmu menghitam, dan badanmu menggigil kedinginan. Kamu tetap berlari bersama ombak dan membuat istana-istana pasir."
"Cobalah, simak mereka lebih dekat. Lihat sekeliling kita." Keduanya menerawang. "Apakah udara yang kita hirup ini berbeda dengan dihirup oleh anak-anak itu? Apakah sinar matahari yang terkena di kulit kita ini tak sama dengan yang menimpa tubuh mereka? Tapi mengapa engkau begitu murung, sedangkan mereka tidak? Mengapa mereka bisa berwajah cerah sedangkan kamu tidak? Ya. Kita hidup pada matahari yang sama, udara yang sama, dan pasir yang sama, tapi mengapa ada yang bisa memandangnya dalam situasi yang berbeda?”
"Lihatlah mereka. Lihat istana-istana pasir yang mereka buat. Bukankah buih-buih itu selalu melenyapkan istana-istana itu? Bukankah menara-menara pasir itu selalu tumbang dihantam ombak? Bukankah air laut selalu datang merusakkan segalanya? Tapi, apakah mereka berhenti mengayuhkan tangan untuk membangunnya kembali? Tidak. Apakah mereka menyerah untuk menyusunnya kembali? Tidak. Anak-anak itu pasti akan kembali mengumpulkan pasir dan membentuknya menjadi bangunan baru. Mereka akan terus menata, menyusun, dan mendirikan istana-istana yang baru, menara-menara yang baru, dan bangunan-bangunan yang baru." Air muka sang anak mulai cerah. Ayah melanjutkan, "Ayolah, kembalikan ingatan masa kecilmu. Buat kembali istana-istana dan menara-menaramu kembali..."
Mereka tersenyum. Mereka mulai menyusuri pantai kembali. Mereka mungkin tak lagi muda, tapi lihatlah, keduanya kini berkejaran bersanding dengan ombak. Langkah kaki keduanya beriringan cepat, saling ingin mengalahkan. Ah, tubuh tua itu kalah sigap. Tubuhnya kini mulai bergerak keatas, dan digendong anak lelakinya dari belakang. Keduanya tertawa lepas, dan terjatuh bersama. Tubuh mereka basah dengan air laut, wajah dan kaki mereka penuh dengan pasir. Buih-buih terlihat seperti perak yang terhampar. Keduanya tampak seperti anak-anak kecil yang ada disana. Mereka tampak bahagia.

***

Teman, bukankah kita punya banyak persamaan? Ya, kita menjejak pada bumi yang satu, bernaung pada langit yang sama, menghirup udara yang sama, dan mereguk air yang sama. Tapi, mengapa ada orang yang melihatnya dalam situasi yang berlainan. Mengapa ada orang-orang yang bahagia, bersandingan dengan orang yang muram, mengapa ada orang yang gembira, beriringan dengan orang yang sedih hatinya?
Saya tidak sedang membuat suatu generalisasi pada semua hal. Namun, tidakkah kita bisa mengambil sesuatu dari sana? Ada kenyataan bahwa terkadang suatu hal dipandang baik atau buruk, bukan karena penampakannya. Tapi, kita menciptakan sesuatu itu baik atau buruk, bahagia atau tidak bahagia dari pikiran kita sendiri. Pikiran kita sendirilah yang kadang mencuri bahagia yang Allah berikan. Benak kita sendirilah yang kerap menyorongkan kesedihan yang berlarut.
Saya sering merasa iri kepada anak-anak yang menyusun istana pasir di pinggir pantai. Mereka tak pernah lelah. Mereka tak pernah berhenti mencipta. Tawa mereka selalu merekah, binar mata mereka tak pernah hilang dari wajah. Buih, terik matahari, ombak dan air laut tak pernah dihiraukan. Semua itu tak akan membuat mereka jera untuk membuat istana pasir. Mereka baru berhenti saat senja menjelang, atau saat orangtua mereka memanggil. Tidakkah kita bisa mengambil sesuatu dari sana?
Teman, bangkitkanlah ingatan masa kecil, saat kita merasa sedih. Jadilah mereka yang selalu optimis memandang hidup, yang selalu memenuhi hari-hari dengan rasa bahagia. Jadilah mereka yang tak pernah lelah menyusun dan mencipta istana-istana pasir di pinggir pantai. Jadilah mereka yang bisa tersenyum gembira, bermain bersama buih, berkejaran bersama ombak, bercengkrama bersama hewan-hewan kecil dan daun-daun. Tidakkah kita bisa mengambil sesuatu dari sana?


by:Irfan Toni Herlambang


Kupu-Kupu

By Ust. Irfan Toni Herlambang

Ada seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah dilewatinya, namun tak satu pun titik membuatnya puas. Kekosongan makin senyap sampai ada suara yang menyapanya. Ada orang lain di sana.

"Sedang apa kau di sini, Anak Muda?" tanya orang itu. Rupanya suara seorang kakek tua. "Apa yang kau risaukan?"

Anak muda itu menoleh. "Aku lelah, Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Ke manakah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?"

Kakek Tua mengambil tempat di samping pemuda itu. Ia mendengarkan keluhan pemuda itu dengan penuh perhatian. Dipandanginya wajah lelah si pemuda. Lalu, ia berkata, "Di depan sana ada taman. Jika kau ingin jawabannya, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku.”

Pemuda itu menatap kakek itu. Tidak percaya. Si kakek menganggukkan kepalanya. “Ya..., tangkapkan seekor kupu-kupu untukku dengan tanganmu," kakek itu mengulang kalimatnya.

Perlahan pemuda itu bangkit. Ia menuju arah yang ditunjuk kakek tadi. Ke taman. Dan benar, ia menemukan taman itu. Taman yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga bermekaran. Tak heran banyak kupu-kupu berterbangan di sana.

Anak muda itu mulai bergerak. Mengendap-endap. Ditujunya sebuah sasaran. Perlahan. Hap! Luput. Segera dikejarnya lagi kupu-kupu itu. Ia tak mau kehilangan buruan. Sekali lagi tangannya menyambar. Hap! Gagal.

Pemuda itu mulai berlari tak beraturan. Menerjang ke sana ke sini. Merobek ilalang, menerjang perdu, mengejar kupu-kupu itu. Gerakannya semakin liar.

Sejam, dua jam. Belum ada tanda-tanda pemuda itu akan berhenti. Belum ada kupu-kupu tertangkap. Pemuda itu mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Tiba-tiba ada teriakan, "Berhenti dulu, Anak Muda. Istirahatlah!" Rupanya Sang Kakek. Ia berjalan perlahan. Tapi, lihatlah! Ada sekumpulan kupu-kupu beterbangan di kedua sisinya. Beberapa hinggap di tubuh tua itu.

"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?" Sang Kakek menatap pemuda itu. "Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu."

"Tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari ke mana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri."

Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Dan, seekor kupu-kupu hinggap di ujung jari. Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu itu memancarkan keindahan. Pesonanya begitu mengagumkan. Kelopak sayap yang mengalun perlahan layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati. Warnanya begitu indah. Seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.

Teman, benar mencari kebahagiaan layaknya menangkap kupu-kupu. Sulit bagi mereka yang terlalu bernafsu. Tapi, mudah bagi yang tahu apa yang mereka cari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini. Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya.

Namun, kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa didapat dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan. Bahagia adalah udara. Kebahagiaan adalah aroma dari udara itu. Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati. Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh.

Teman, cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu. Biarkanlah rasa itu menetap dan abadi dalam hati kita. Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita, dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi, dan dalam riuh. Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita.

Bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan, bahagia itu "hinggap" di hati kita, namun kita tak pernah memperdulikannya. Mungkin juga bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya.

Daun

By Ust. Irfan Toni Herlambang

Seorang pemuda duduk sendiri di sebuah taman. Di pangkuannya terhampar sebuah buku yang masih terbuka. Di sebelah kanannya, sisa makanan berhimpit dengan botol minuman. Hari itu adalah awal musim gugur di tahun ini. Tak heran banyak sekali daun berjatuhan. Terserak. Begitupun di bangku tempat pemuda itu duduk.

Sang pemuda masih menikmati sore itu dengan membaca. Tangannya membolak-balik halaman buku. Setiap kali selesai membaca beberapa paragraf, matanya tak lepas dari urutan kata dalam buku. Menelusuri setiap kalimat yang tersusun di sana. Tak ada rasa terganggu dengan daun-daun yang sesekali jatuh menimpanya. Sementara di kejauhan, ada beberapa anak kecil berlari. Mereka bermain, menikmati matahari sore yang indah itu.

Srekkk... srekk. Terdengar langkah. Pemuda itu menoleh. Srekk.. srekk... srekk. Terdengar lagi langkah kaki bergesekan dengan daun-daun. Seorang ibu tua sedang memunguti daun-daun. Tangan kirinya menggenggam kantung kain. Isinya daun-daun kering.

Pemuda itu tertegun. Heran.
"Ibu sedang apa?"
"Aku sedang mengumpulkan daun."
Mata tuanya terus menjelajah, mengamati hamparan daun di taman itu.
"Aku sedang mencari daun-daun terbaik untuk kujalin menjadi mainan buat anak-anak di sana."
Satu dua daun dimasukkan ke kantung kain. Pemuda itu beringsut. Buku di depannya diletakkan. Ia kembali bertanya, "Sejak kapan Ibu melakukannya?"
"Setiap musim gugur aku lakukan ini untuk anak-anak. Akan kubuatkan selempang dan mahkota daun buat mereka. Jika aku dapat banyak daun, akan kubuatkan pula selubung-selubung ikat pinggang. Ah, mereka pasti senang." Mata tua itu berbinar. Syal di lehernya berjuntai di bahu. Tangannya kembali memasukkan beberapa daun.
"Tapi, Bu, sampai kapan Ibu lakukan ini? Anak-anak itu pasti akan membuat semuanya rusak setiap kali mereka selesai bermain. Lagipula, terlalu banyak daun yang ada di sini. Ini musim gugur, daun itu akan terus jatuh layaknya hujan," lagi-lagi si pemuda bertanya. "Apa Ibu tak pernah berpikir untuk berhenti?”

"Berhenti? Berpikir untuk berhenti? Memang, anak-anak itu akan selalu merusak setiap rangkaian daun yang kubuat. Mereka juga akan selalu membuat mahkota daunku koyak. Selempang daunku juga akan putus setiap kali mereka selesai bermain. Tapi, itu semua tak akan membuatku berhenti."
Ibu tua itu menarik nafas. Syal di lehernya makin dipererat.
"Masih ada ribuan daun yang harus kupungut di sini. Masih ada beberapa kelok jalan lagi yang harus kutempuh. Waktuku mungkin tak cukup untuk mengambil semua daun di sini. Tapi, aku tak akan berhenti."

"Akankah aku berhenti dari kebahagiaan yang telah kutemukan? Akankah aku berhenti memandang kegembiraan dan binar-binar mata anak-anak itu? Akankah aku menyerah dari kedamaian yang telah aku rasakan setiap musim gugur itu?” tanyanya retoris.
“Tidak, Nak! Aku tidak akan berhenti berusaha untuk kebahagiaan itu. Aku tidak akan berhenti hanya karena koyaknya mahkota daun atau ribuan daun lain yang harus kupungut."

Tangan tua itu kembali meraih sepotong daun. Lalu, dengan suara pelan, ia
berbisik, "Ingat Nak, jangan berhenti. Jangan pernah berhenti untuk berusaha." Larik-larik senja telah muncul, menerobos sela-sela pohon, membentuk sinar-sinar panjang, dan berpendar pada tubuh ibu tua itu.

Teman, adakah kita pernah merasa ingin berhenti dari hidup ini? Adakah kita pernah merasa gagal? Adakah kita berpikir untuk tak mau melanjutkan impian-impian kita? Saya percaya, ada banyak dari kita yang pernah mengalaminya. Ada banyak dari kita yang mungkin berpikir untuk menyerah karena begitu banyaknya tantangan yang kita hadapi.

Namun, apakah kita harus berhenti berusaha ketika melihat "mahkota-mahkota daun" impian kita koyak? Haruskah kita berhenti saat "selempang daun" harapan yang kita sandang putus? Akankah kita menyerah saat "rangkaian daun" kebahagiaan kita tak berbentuk? Saya percaya, ada banyak pilihan untuk itu. Beragam pilihan akan muncul di kepala kita saat kenyataan pahit ada di depan kita.

Lalu, akankah kita surut melangkah, saat kita melihat ada ribuan "daun tantangan" yang harus kita pungut? Akankah kaki kita menyerah ketika kita bertemu dengan hamparan "daun ujian" didepan kita? Agaknya, kita harus ingat perkataan ibu tua itu. "Jangan pernah berhenti untuk berusaha. Jangan pernah menyerah untuk kebahagiaan yang akan kita raih."

Teman, ibu tua itu benar. Kita mungkin tak akan mampu meraih semua daun-daun kebahagiaan itu. Mahkota, selempang, dan selubung ikat pinggang daun itu akan koyak. Tapi, janganlah itu membuat kita berhenti melangkah. Masih ada berjuta daun-daun harapan lain yang masih dapat kira pungut. Di depan sana, masih terhampar berjuta daun impian lain yang memberikan kita beragam pilihan. Mungkin jalan di depan kita masih berkelok, masih panjang, namun daun-daun itu ada disana. Berjuta daun kebahagian lain masih menunggu untuk kita rajut, jalin, anyam, dan susun. Jangan menyerah. Jangan pernah menyerah, karena Allah selalu bersama hamba-Nya yang sabar.

DUA EKOR SINGA

Setiap diri kita punya dua ekor ‘singa’ yang selalu bersaing. Keduanya selalu berusaha untuk saling menjatuhkan. Mereka berusaha untuk menjadi pemimpin bagi yang lainnya. Pertarungan di antara mereka tak pernah tuntas karena selalu saja terjadi pergiliran kemenangan. Kalah-menang dalam persaingan itu layaknya mata koin yang selalu berganti-ganti. Dan kita sering dibuat bingung, sebab kedua kekuatan baik-buruk ini terlihat sama kuatnya.

Tapi, siapakah pemenangnya saat ini dalam diri kita? Singa yang kokoh dengan bulu yang teratur ataukah singa yang berbulu koyak dan menakutkan? Lalu, singa macam apa yang kini sedang menguasai kita? “Singa” yang optimis, pantang menyerah, tekun, sabar, damai, rendah hati, dan toleran; ataukah “singa” yang pesimistis, tertekan, mudah menyerah, sombong dan penuh dengki?

Kita sendirilah yang menentukan kemenangan bagi kedua singa-singa itu. Jika kita sering memberi “makan” pada singa yang damai tadi, maka imbalan kebaikanlah yang akan kita dapatkan. Jika kita terbiasa untuk memupuk optimism dan pantang menyerah, maka “singa” keberhasilanlah yang akan kita peroleh. Namun sebaliknya, jika setiap saat kita memendam marah, menebar prasangka dan dengki, bersikap tak sabar dan mudah menyerah, maka akan jelaslah “singa” macam apa yang jadi pemenangnya.

Biarkan “singa-singa” penuh semangat hadir dalam jiwa kita. Rawatlah singa-singa itu dengan keluhuran budi, dan kebersihan nurani. Susunlah bulu-bulu kedamaiannya, cermati terus rahang persahabatannya. Perkuat punggung optimismenya, dan pertajam selalu kuku-kuku kesabaran miliknya. Biarkan singa ini yang jadi pemenang.

Namun, jangan biarkan “singa-singa” pemarah menguasai pikiran kita. Jangan pernah berikan kesempatan bagi kedengkian itu untuk membesar dan menjadi penghalang keberhasilan. Jangan biarkan rasa pesimis, jiwa yang gundah, tak sabar, dan rendah diri menjadi pemimpin bagi kita.

Imbalan yang kita peroleh adalah gambaran dari apa yang kita berikan hari ini. Lalu, singa mana yang akan kita beri makan hari ini?

*Dikutip dari buku “Kekuatan Cinta” , karangan Irfan Toni Herlambang

Rabu, 20 Januari 2016

"Pasir dan Batu"



Dua orang pengembara sedang melakukan perjalanan. Mereka tengah melintasi padang pasir yang sangat luas. Sepanjang mata memandang hanya ada pasir membentang.
Jejak-jejak kaki mereka meliuk-liuk di belakang. Membentuk kurva yang berujung di setiap langkah yang mereka tapaki. Debu-debu pasir yang berterbangan memaksa mereka berjalan menunduk.
Tiba-tiba badai datang. Angin besar menerjang mereka. Hembusannya membuat tubuh dua pengembara itu limbung. Pasir bertebaran di sekeliling mereka. Pakaian mereka menglepak, menambah berat langkah mereka yang terbenam di pasir. Mereka saling berjaga dengan tangan saling berpegangan erat. Mereka mencoba melawan ganasnya badai.
Badai reda, tapi musibah lain menimpa mereka. Kantong bekal air minum mereka terbuka saat badai tadi. Isinya tercecer. Entah gundukkan pasir mana yang meneguknya. Kedua pengembara itu duduk termenung, menyesali kehilangan itu. “Ah…, tamatlah riwayat kita,” kata pengembara pertama. Lalu ia menulis di pasir dengan ujung jarinya. “Kami sedih. Kami kehilangan bekal minuman kami di tempat ini.”
Kawannya, si pengembara kedua pun tampak bingung. Namun, mencoba tabah. Membereskan perlengkapannya dan mengajak kawannya melanjutkan perjalanan. Setelah lama menyusuri padang pasir, mereka melihat ada oase di kejauhan. “Kita selamat.” Seru salah seorang di antara mereka. “Lihat ada air di sana.”
Dengan sisa tenaga yang ada, mereka berlari ke oase itu. Untung, bukan fatamorgana. Benar-benar sebuah kolam. Meski kecil tapi airnya cukup banyak. Keduanya pun segera minum sepuas-puasnya dan mengisi kantong air.
Sambil beristirahat, pengembara pertama mengeluarkan pisau genggamnya dan memahat di atas sebuah batu. “Kami bahagia. Kami dapat melanjutkan perjalanan karena menemukan tempat ini.”
Pengembara kedua heran. “Mengapa kini engkau menulis di atas batu, sementara tadi kau menulis di pasir?”
Yang ditanya tersenyum. “Saat kita mendapat kesusahan, tulislah semua itu di pasir. Biarkan angin keikhlasan membawanya jauh dari ingatan. Biarkan catatan itu hilang bersama menebarnya pasir ketulusan. Biarkan semuanya lenyap dan pupus,” jawabnya dengan bahasa yang cukup puitis. “Namun, ingatlah saat kita mendapat kebahagiaan. Pahatlah kemuliaan itu di batu agar tetap terkenang dan membuat kita bahagia. Torehlah kenangan kesenangan itu di kerasnya batu agar tak ada yang dapat menghapusnya. Biarkan semuanya tersimpan.”
Keduanya bersitatap dalam senyum mengembang. Bekal air minum telah didapat, istirahat pun telah cukup, kini saatnya untuk melanjutkan perjalanan. Kedua pengembara itu melangkah dengan ringan seringan angin yang bertiup mengiringi.
Teman, kesedihan dan kebahagiaan selalu hadir berselang-seling mewarnai panjangnya hidup ini. Keduanya mengguratkan memori di hamparan pikiran dan hati kita. Namun, adakah kita bersikap seperti pengembara tadi yang mampu menuliskan setiap kesedihan di pasir agar angin keikhlasan membawanya pergi? Adakah kita ini sosok tegar yang mampu melepaskan setiap kesusahan bersama terbangnya angin ketulusan?
Teman, cobalah untuk selalu mengingat setiap kebaikan dan kebahagiaan yang kita miliki. Simpanlah semua itu di dalam kekokohan hati kita agar tak ada yang mampu menghapusnya. Torehkan kenangan bahagia itu agar tak  ada angin kesedihan yang mampu melenyapkannya. Insya Allah dengan begitu kita akan selalu optimistis dalam mengarungi  panjangnya hidup ini.

Paku dan Marah

Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Ayahnya berusaha keras untuk membuang sifat buruk anaknya. Suatu hari ia memanggil anaknya dan memberinya sekantong paku. Paku? Ya, paku !
Sang anak heran. Tapi, bibir ayahnya justru membentuk senyum bijak. Dengan suaranya yang lembut ia berkata kepada anaknya agar memakukan sebuah paku dipagar belakang rumah setiap kali marah. Ajaib! Di hari pertama, sang anak menancapkan 48 paku ! Begitu juga hari kedua, ketiga dan beberapa hari selanjutnya. Tapi, tak berlangsung lama. Setelah itu jumlah paku yang tertancap berkurang secara bertahap. Ia menemukan fakta bahwa lebih mudah menahan amarahnya dari pada memakukan begitu banyak paku ke pagar. Akhirnya, kesadaran itu membuahkan hasil. Si anak telah bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabaran. Ia bergegas memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Sang ayah tersenyum. Kemudian meminta si anak agar mencabut satu paku untuk setiap hari di mana dia tidak marah. Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya berhasil mencabut semua paku yang pernah ditancapkannya. Ia bergegas melaporkan kabar gembira kepada ayahnya. Sang Ayah bangkit dari duduknya dan menuntun si anak melihat pagar di belakang rumah itu. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku. Tapi, lihatlah lubang-lubang dipagar ini. PAgar ini tidak akan pernah sama seperti sebelumnya,” kata si ayah bijak. Sang ayah sengaja memotong kalimatnya pendek-pendek agar si anak bisa mencerna maksudnya dengan baik. Si anak menatap ayahnya dengan sikap menunggu apa kelanjutan ujaran anaknya itu. “ Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu itu meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau kepada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi, tidak peduli brapa kali kamu akan meminta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan, luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik, “ ucap sang ayah lembut namun sarat. Sang anak membalas tatapan lembut ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Pelajaran yang diberikan ayahnya begitu tajam menghujam relung hatinya. Teman, saling memaafkan mungkin bisa mengobati banyak hal. Tapi, akan sirna maknanya saat kita mengulang kesalahan serupa. Padahal, lubang bekas cabutan paku yang sebelumnya masih menganga. Jadi berhati-hatilah teman. Semoga Allah melembutkan hati kita dan menghiasinya dengan sifat sabar tanpa tepi. Aamiin. Diambil dari Buku : Kekuatan Cinta karya Irfan Toni Herlambang

Burung tak pernah diajari untuk terbang dan ikan tak pernah belajar untuk berenang. Semuanya alami. Semua berasal dari naluri. Hal itu akan hadir pada setiap makhluk yang prcaya akan kebesaran Allah. Hanya Allah lah yang memberikan kita kekuatan itu.

Selasa, 19 Januari 2016

  Mawar

Seseorang pemuda membeli bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar it di kebun belakang rumah. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik dan diletakkan pot itu disudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharp bibit itu dapat tumbuh dengan sempurna.

Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun dirawatnya pohon mawar itu. Tak lupa jika ada rumput yang mengganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya mulai merekah, walaupun warna belum terlihat sempurna. Pemuda ini senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil.

Diselidikannya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu duri-duri itu akan mengganggu keindahan mawar-mawar miliknya.
sang pemuda bergumam "Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapikan selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penggangu ini."
Lama kelamaan pemuda itu enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang mengganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu per satu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu.
Teman, kisah tadi memang sudah selesai, Tapi, ada satu pesan moral yang bisa kita raih. Jiwa manusia adalah juga seperti tadi. Di dalam setiap jiwa selalu ada 'mawar' tertanam. Allah lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga sesungguhnya di dalam jiwa kita juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.
Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat 'duri' yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat sisi buruk diri kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang tumbuh dari kita. Kita menolak untuk 'menyirami' hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya kita kembali kecewa, kita takpernah memahami potensi yang kita miliki.
Banyak orang yang tidak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari adanya mawar itu. Kita kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak pesimisme dalam hati ini. Orang yang kadang harus menunjukkannya.
Teman, jika bisa menemukan 'mawar-mawar' indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita akan terpacu untuk membuatnya merekah dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu akan berubah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan diri kita tentang mawar-mawar itu danmengabaikan duri-duri yang muncul.
Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya adalah layak ketenangan air telaga yang menenagkan keruwetan hati, mari, kita temukan 'mawar-mawar' ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Mungkin, ya mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus asa. Mungkin tangan-tangan kita akan tergores dan terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa.
Teman, biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaanNya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. sampaikan salam-salam itu agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setip orang dan menumbuhkembangkannya di dalam taman-taman hati kita.

Kekuatan Cinta : Irfan Toni Herlambang
….kadang-kadang, kita ibarat bunga matahari yang selalu menghadap matahari. Mengikuti ke mana pun matahari pergi. Berusaha menjadi seperti matahari dan tertekan karena sadar tidak akan pernah bisa, sekuat apa pun dia berusaha. Dan karena perhatiannya, selalu tertuju pada apa yang dilihatnya, dia tidak bisa melihat ke dalam dirinya sendiri. Bunga matahari tidak sadar kelebihanny sendiri. Dia tidak sadar dia lebih tinggi dari rata-rata bunga pada umumnya. Tidak tahu bahwa dia cantik. Tidak tahu bahwa banyak orang yang lebih senang melihatnya daripada melihat matahari itu sendiri…

Senin, 18 Januari 2016


Malaikat Tanpa Sayap
Perjalanan Musafir Kehidupan Mencapai Pencerahan

Guru juga dapat diartikan dengan digugu dan ditiru setiap ucapan,tindakan ataupun tingkah lakunya sebagai suatu pedoman atau penuntun pada setiap peserta didik baik dilingkungan sekolah ataupun lingkungan keluarga dan juga masyarakat.guru merupakan orang yang mampu memberikan pencerahan dan juga pemahaman baik moral maupun sprirtual kepada setiap insane manusia dan tidak terbatas oleh ruang gerak waktu dan usia.
Pada dasarnya peningkatan kualitas diri seseorang harus menjadi tanggung jawab diri pribadi. Oleh karenanya usaha peningkatan kualitas guru terletak pada diri guru sendiri. Untuk itu diperlukan adanya kesadaran pada diri guru untuk senantiasa dan secara terus menerus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan guna peningkatan kualitas kerja sebagai pengajar profesional. 



Mawar yang putih terlihat bersinar dan sangat cantik. Mawar putih banyak digunakan para pria untuk memuja wanita. Simbol dari jenis mawar putih ini adalah cinta sejati, kemurnian, kesungguhan, kelembutan, kesucian dan kerendahan hati. Apabila pada suatu hari anda mendapat kejutkan mawar putih, berbahagialah karena artinya si dia ingin menunjukkan ketulusan cintanya.
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto